Sabtu, 24 Agustus 2013

Mati tanpa cintamu

Mati tanpa cintamu

Mohon temani hariku yang selalu sendiri
tanpa cinta dan kasih

Disini ku berdiri mencari cinta suci yang setia dan tulus hati
Aku hanya mengharap cinta dari engkau yang ku damba
Aku takkan bisa bahagia bila engkau bersamanya ohhh....

Rabu, 14 Agustus 2013

Episode 2 Aku Berdoa Supaya Aku Tidak Menangis

Foto itu adalah laki-laki muda yang lebih tua dariku. Tidak terasa aku menghela nafas dalam-dalam dan menghembuskannya seolah ingin melepaskan beban yang berat. Tiba-tiba suara ibu yang berteriak-teriak menyuruhku bangun membuat aku merasa tersentak dalam sebuah lamunan ku tadi dan bergegas pergi ke kamar mandi.
Aku menengok kiri kanan sambil berjalan tak tentu arah. Membingungkan memang berada di tempat yang sama sekali baru. Tiba-tiba saja terdengar teriakan memanggil namaku, ”Vero... Vero...!!” Aku menoleh mencari sumber suara dan dengan gembira berlari mendekat ke arah suara itu. ”Dani... ya ampun seneng deh ketemu kamu. Habis dari tadi aku jalan ga ketemu orang yang aku kenal,” kataku sambil memeluk sahabatku itu. Sahabatku yang satu ini memang selalu ada untukku. Aku sangat menyayanginya. ”Iya. Aku juga seneng liat kamu lagi. Eh ngomong-ngomong kamu kelompok berapa?” tanya Dani. ”Aku kelompok 21,” jawabku. ”Sama dong aku juga kelompok 21. Asik jadi kita bisa barengan!” seru Dani gembira. Yah aku rasa aku memang berjodoh dengannya. Lihat saja mulai dari SMA aku selalu bersamanya dan hari ini pun aku sekelompok dengannya.

Acara pengenalan kampus sudah dimulai. Tidak terasa hari sudah mulai siang. Aku bosan karena acaranya menurutku sangat membosankan dan tidakmenarik. Namun, entah mengapa tiba-tiba saja badanku mengigil seperti orang yang kedinginan padahal hari itu udara sangat panas dan aku dalam kondisi yang sangat sehat. ”Aduh, ada apa ini? Pasti akan ada sesuatu yang buruk terjadi.” Aku mulai berpikir macam-macam. Soalnya setiap kali aku merasa seperti ini pasti kejadian buruk terjadi. Seperti beberapa minggu yang lalu tiba-tiba saja badanku menggigil dan ternyata nenekku jatuh di kamar mandi. Membuatnya tidak lagi bisa berjalan. Nah kali ini ada apa ya.

Akhirnya acara selesai juga. Aku menghembuskan nafas lega. ”Fiuh.. akhirnya selesai juga ya. Lega deh.” Kataku pada Dani yang berjalan di sampingku. ”Iya. Ternyata acaranya bikin capek,” tambah Dani. Lalu aku berjalan bersama Dani ke arah gerbang kampus menunggu bis untuk pulang ke rumah.

Sampai di rumah aku langsung membaringkan tubuh di atas tempat tidur. Tanpa sadar, mataku tertuju pada foto yang terletak di atas meja. Ada perasaan yang aneh saat aku memandang foto itu. Aku tersentak kaget ketika handphone di sampingku berdering. Buru-buru aku menerima telepon ketika kulihat nama yang tertera dilayar hpku. Ternyata Frans. Frans ini adalah teman terbaikku selain Dani dan aku selalu memanggilnya Kak Frans. Saat ini dia kuliah di palembang bersama saudara ny di foto itu. Aku berkenalan dengannya ketika Andri mengajaknya ke rumahku. Mereka selalu mengatakan kalau mereka kerasan tinggal di rumahku. Buatku tidak masalah karena aku jadi punya banyak teman mengobrol.

            Hallo, Kak Frans apa kabar? Kangen deh. Kapan kita bisa ketemu?” Ocehku tanpa memperdulikan kalau ternyata aku tidak memberinya kesempatan untuk berbicara. ”Ya ampun Vero, begitu besarkah kerinduanmu padaku sampai-sampai tidak memberikan aku kesempatan berbicara?” ujar Frans sambil tertawa mendengar ocehanku. Kemudian dia melanjutkan, ”Iya deh nanti kalau ada waktu aku pasti mampir ke rumah. Tapi sebelumnya aku memberitakan sesuatu. Aku harap kamu mampu untuk mendengarnya.” ketika mendengar ucapan itu aku merasa gelisah. Jangan-jangan aku akan mendengar kabar yang tidak aku inginkan. ”Berita apa sih kok sepertinya serius sekali.” ku coba untuk menguatkan diri mendengar seburuk apapun beritanya. Saat itu tgl 10 november 2012..

Maaf sebelumnya untuk saat ini aku merasa ada yang aneh dengan diriku aku merasa ada yang mengganjal yang harus kuungkapkan “sebenarnya aku suk.......a. tut tut tut... (mungkin karena habis pulsa atau mungkin sinyal antara lampung dan palembang ny yang sedang jelek) dalam hati kecil ku berkata dia sebenarnya ingin bicara apa?? Sukk apa?? Suka?? Tgl 12 januari 2012...

Tak pernah kusangka dan dag pernah kuduga dia datang menemuiku, lalu membicarakan hal yang ingin dia sampaikan tadi malam.. Hey kamu aku g bisa membohongi perasaan ku lagi aku memang membutuhkan kamu, aku mulai terbiasa dengan dirimu, cara mu bicara, cara mu melihat.. aku suka kamu J tapi maaf sebelum nya aku mungkin tak bisa selalu ada disisimu, kamu dipalembang sedangkan aku dilampung..

Kamis, 01 Agustus 2013

Episode 1 Aku Berdoa Supaya Aku tidak Menangis

Aku Berdoa Supaya Aku Tak Menangis

Seperti biasa setiap malam merupakan saat yang tepat untuk bergalau ria, kali ini aku akan menceritakan kisah LDR seseorang “Long Distance Relation” terima kasih untuk seseorang yang memperbolehkan saya (penulis) membawakan cerita nya tentu nya dengan nama samaran.. langsung saja.....

Mau dimulai darimana ya?? Gini aja dehhhh...
“Uahhh” aku menguap lebar sekali. ”selamat pagi Bapa, terima kasih aku masih diijinkan menikmati hari ini. Hari ini aku akan memulai hari di sekolah yang baru. Semoga hari ini bisa kujalani dengan sebaik-baiknya. Amin” Demikian doa yang kuucapakan setiap pagi setelah bangun tidur. Pagi ini kurasakan sangat cerah secerah hatiku. Hari ini aku akan memulai hari baru di kampus yang baru. Memang tidak terasa aku sudah lulus SMA dan aku melanjutkan studiku di universitas. Rasanya mendebarkan mengingat aku akan berada di lingkungan yang sungguh-sungguh asing untukku. Apalagi acaranya hari ini adalah pengenalan kampus. Jadi takut kalau senior menyuruh melakukan sesuatu yang aneh-aneh. Sekarang ini kan lagi gencar diberitakan tentang penyiksaan senior terhadap yuniornya.
Sejenak kupandangi sebuah foto yang ada dalam bingkai unik yang terletak di atas meja dekat tempat tidurku. Memang sudah menjadi kebiasaanku untuk memandang foto.

Episode 1 Apa sih yang diinginkan Wanita?

Apa sih yang di inginkan wanita?? sampai saat ini aku belum tahu pasti
Wanita memang makhluk yang kompleks, banyak pria bingung apa sebenarnya yang di-inginkan Wanita. Kadang wanita berkata “A”, tapi saat si pria memberikan “A” wanita tersebut berubah pikiran dan menginginkan “B”, pada saat si Pria memberikan “B”, wanita bilang bahwa ternyata “A” lebih bagus tanpa alasan... Banyak Pria melakukan banyak hal-hal gila demi “berkorban” untuk bisa memiliki
seorang Wanita. Ada yang rela mengeluarkan banyak uang untuk membelikan barang-barang
mewah atau apa saja yang diminta si Wanita. Ada yang membuang banyak waktu sia-sia untuk bisa “menjadi pembantu” si Wanita dengan berbuat extra sangat sangat baik seperti mengerjakan tugas si Wanita, membawakan belanjaan si Wanita, menemani si Wanita belanja, menjadi “sopir keliling” si Wanita, mendengarkan dengan seksama cerita “membosankan” si Wanita bahkan banyak Pria yang mengorbankan kewajiban mereka di kantor, tempat kerja atau kewajiban-kewajiban lainnya hanya untuk bisa bersama Wanita yang mereka harap bisa TERTARIK dengan Mereka.
Banyak juga pria sangat ekstrim berkompetisi dengan pria lain untuk mendapatkan seorang Wanita. Diantaranya ada yang sampai berkelahi, perang dingin, kehilangan teman atau bahkan diusir oleh
keluarga gara-gara seorang Wanita. Semua hal-hal gila ini dilakukan untuk menunjukan seberapa besarnya para Pria mampu berkorban demi seorang Wanita. Dan pada saat si Wanita pergi dengan
Pria lain, para pria malang yang suka “berkorban” ini stress,
depresi dan bahkan ada yang bunuh diri.

10% banding 90%

10 banding 90

10% kehidupan dibuat oleh hal-hal yang terjadi terhadap kita. 90% kehidupan ditentukan oleh bagaimana kita bereaksi/memberi respon. Kita sungguh-sungguh tidak dapat mengontrol 10% kejadian-kejadian yang menimpa kita. Kita tidak dapat mencegah kerusakan mobil. Pesawat mungkin terlambat, dan mengacaukan seluruh jadwal kita. Seorang supir mungkin menyalip kita di tengah kemacetan lalu-lintas. Kita tidak punya kontrol atas hal yang 10% ini. Yang 90% lagi berbeda. Kita menentukan yang 90%! Bagaimana? Dengan reaksi kita. Kita tidak dapat mengontrol lampu merah, tapi dapat
mengontrol reaksi kita. Jangan biarkan orang lain mempermainkan kita, kita dapat mengendalikan reaksi kita! Mari lihat sebuah contoh. Anda sedang sarapan bersama keluarga. Adik perempuan Anda menumpahkan secangkir kopi ke kemeja kerja Anda. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang telah terjadi itu. Apa yang terjadi kemudian akan ditentukan oleh bagaimana Anda bereaksi? Anda mengumpat, lalu dengan kasar memarahi adik Anda yang menumpahkan kopi. Dia menangis. Setelah itu, Anda
melihat ke istri Anda, dan mengkritiknya karena telah menaruh cangkir kopi terlalu dekat dengan tepi meja. Pertempuran kata-kata singkat menyusul. Anda naik pitam dan kemudian pergi mengganti kemeja. Setelah itu Anda kembali dan melihat adik perempuanmu sedang menghabiskan sarapan sambil menangis dan siap berangkat ke sekolah. Dia ketinggalan bis sekolah. Istri Anda harus segera berangkat kerja. Anda segera menuju mobil dan mengantar adik Anda ke sekolah. Karena Anda terlambat,
Anda mengendarai mobil melewati batas kecepatan maksimum. Setelah tertunda 15 menit karena harus membayar tilang, Anda tiba di sekolah. Adik Anda berlari masuk.
Anda melanjutkan perjalanan, dan tiba di kantor terlambat 20 menit, dan Anda baru sadar, bahwa tas kerja Anda tertinggal. Hari Anda begitu buruk. Anda ingin segera
pulang. Ketika pulang, Anda menemukan ada hambatan dalam hubungan dengan istri dan adik Anda.
Kenapa? Karena reaksi Anda pagi tadi
Kenapa hari Anda buruk?
a) Karena secangkir kopi yang tumpah?
b) Kecerobohan adik Anda?
c) Polisi yang menilang?
d) Karena diri Anda sendiri?
Jawaban-nya adalah D
Anda tidak dapat mengendalikan tumpahnya kopi itu. Tapi bagaimana reaksi Anda 5 detik kemudian itulah yang menyebabkan hari Anda menjadi buruk. Ini yang mungkin terjadi jika Anda bereaksi dengan cara yang berbeda. Kopi tumpah di kemeja Anda. Adik Anda sudah siap menangis. Anda dengan Lembut berkata : "Tidak apa-apa sayang, lain kali kamu lebih hati-hati ya". Anda pergi mengganti kemeja dan tidak lupa mengambil tas kerja. Anda kembali dan melihat adik Anda sedang naik ke dalam bus sekolah. Istri Anda mencium Anda sebelum Anda berangkat kerja. Anda tiba di kantor 5 menit
lebih awal, dan dengan riang menyalami para karyawan. Atasan Anda berkomentar tentang bagaimana baiknya hari ini buat Anda. Lihat perbedaannya. Dua skenario yang
berbeda. Keduanya dimulai dari hal yang sama, tapi berakhir dengan
berbeda. Kenapa? Karena REAKSI kita. Sungguh kita tidak dapat mengontrol 10% hal-hal yang terjadi. Tapi yang 90% lagi ditentukan oleh reaksi kita. Mudah-mudahan kedamaian yang terjadi di dalam lingkungan dimana kita berada...   ^ ^